KALTIMKORANSERUYA – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud, menyuarakan urgensi perubahan fungsi sekolah menjadi ruang pemulihan psikologis bagi pelajar, bukan sekadar institusi akademik yang mengejar nilai.
Menurut Hasanuddin, tekanan hidup, kesenjangan komunikasi keluarga, serta paparan media digital yang masif telah membentuk lingkungan sosial yang rentan bagi remaja.
Ia menekankan bahwa ruang pendidikan harus menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
“Banyak anak hari ini tidak sedang nakal, mereka sedang bingung dan tidak punya tempat untuk bicara,” ujar Hasanuddin, Minggu (15/6/25).
Ia mengkritisi pola pendidikan yang masih terpaku pada hukuman dan pencapaian akademik.
Dalam pandangannya, pendekatan seperti itu membuat sekolah gagal mengenali akar persoalan yang dihadapi siswa.
Hasanuddin menilai bahwa sekolah seharusnya hadir sebagai tempat perlindungan, tempat anak bisa merasa aman, didengarkan, dan dipahami.
“Selama ini, kita terlalu cepat menghukum tanpa mencoba mengerti. Padahal, banyak dari mereka hanya butuh empati,” tuturnya.
Untuk itu, ia mendorong adanya penguatan sistem konseling di lingkungan sekolah. Ia juga menggarisbawahi perlunya ruang diskusi yang terbuka dan aman agar siswa mampu mengekspresikan keresahan mereka tanpa takut dihakimi.
Di sisi lain, Hasanuddin menyoroti lemahnya kolaborasi antara sekolah dan keluarga.
Ia menyebut ketidakhadiran figur pendamping di rumah sering kali membuat anak-anak mencari pengakuan di luar, yang kadang berujung pada perilaku menyimpang.
“Anak butuh sosok panutan. Kalau rumah dan sekolah gagal memenuhi itu, maka lingkungan luar yang akan mengambil peran dan itu tidak selalu baik,” ungkapnya.
Tak hanya berhenti di level praktis, Hasanuddin juga mendorong pemerintah pusat agar memperbaharui kurikulum dengan pendekatan yang lebih humanis dan responsif terhadap dinamika sosial remaja masa kini.
Ia menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga proses pembentukan kepribadian dan ketahanan mental.
“Saat ini, yang kita butuhkan adalah sistem pendidikan yang memeluk, bukan yang menghakimi,” tutupnya.
RF (ADV DPRD KALTIM)