Home Bontang 3 Tahun Absen, Pemkot Bontang Kembali Buka Acara Pawai Ogoh-ogoh

3 Tahun Absen, Pemkot Bontang Kembali Buka Acara Pawai Ogoh-ogoh

Pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, di Jalan Awang Long Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Bontang (12/3/2023).

KALTIMKORANSERUYA.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang membuka secara resmi acara pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.

Acara yang berlangsung mulai pukul 07.00 sampai 10.00 WITA di Jalan Awang Long, Kecamatan Bontang Utara, berlangsung meriah disambut antusias warga. Pasalnya kegiatan tahunan ini sempat absen 3 tahun lamanya akibat Covid-19.

Walikota Bontang Basri Rase mengatakan, sangat mengapresiasi terselenggaranya kembali kegiatan ini. Gelaran ini pun dianggap sebagai salah satu penanda bahwa Bontang merupakan kota yang sangat toleran terhadap suku, adat dan budaya.

“Ini juga selaras dengan visi misi Pemkot Bontang menjadikan sebagai tujuan pariwisata,” ujarnya saat sambutan, Minggu (13/3/2023).

Selain itu, Dia juga berharap kegiatan ini bisa kembali terlaksana di tahun-tahun yang akan datang.

“Saya harap mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlangsung dan menjadi bagian dari kegiatan Bontang,” timpalnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia Kota Bontang dr I Wayan Santika mengatakan, pawai ogoh-ogoh ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dahsyat.

Kekuatan itu turut memperlihatkan kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran.

Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

“Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Sejak tahun 80-an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dengan membawa obor atau yang disebut acara ngerupuk,” ujarnya.(Adv)