KALTIMKORANSERUYA.COM – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menyarankan agar pemerintah menggunakan skema anggaran untuk perbaikan-perbaikan tidak terduga.
Menurut Agus Haris, anggaran insidentil ini diperlukan untuk menanggulangi hal-hal yang diperlukan secara langsung. Contohnya terkait perbaikan turap Kanaan yang masih bersifat sementara menyebabkan kondisi jalan ikut amblas, sehingga turap hanya bisa dilalui kendaraan roda dua ataupun pejalan kaki.
“Karena ada hal-hal yang penanganannya perlu dilakukan secara langsung, untuk menyiasati. Makanya penting anggaran insidentil ini. Karena kejadiannya mendadak, tidak ada yang tahu perbaikan apa yang harus segera dilakukan, agar tidak menggangu jalan dan pemukiman warga,” ujarnya, Senin (17/4/2023).
Sementara, untuk skema anggaran, menurut AH sapaan akrabnya bisa dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama menyiapkan anggaran untuk perbaikan tidak terduga. Kedua, pergeseran anggaran dari kegiatan yang dialihfungsikan. Ketiga, usulan anggaran di APBD perubahan.
“Kalau opsi tercepat, ya, pergeseran anggaran. Tetapi untuk perbaikan permanen itu, memang yang paling memungkinkan ialah opsi ketiga yaitu usulan anggaran baru,” tandasnya.
Diketahui, proyeksi anggaran pada APBD Perubahan tahun 2023 meningkat di angka Rp 2,2 triliun. Jumlah ini pun mencatat sejarah fiskal terbesar sepanjang Kota Bontang berdiri. Adapun APBD Bontang 2023 di semester pertama ditetapkan Rp 1,8 triliun.
Namun, dalam komposisi APBD itu masih didominasi 70 persen dari pos anggaran dari DBH. Sementara sisanya terbagi dari pendapatan lain.
Adapun untuk usulan anggaran yang dialokasikan lewat APBD perubahan oleh Dinas PUPRK Bontang sebesar Rp 3 miliar.(Adv)