SAMARINDA, SERUYA.COM – DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), Selasa (20/9/2022). RDP itu membahas persoalan banjir di jalur Trans Kalimantan, Kukar-Kubar.
Dalam rapat tersebut, DPRD Kaltim juga menghadirkan tiga perusahaan tambang yang diduga menjadi penyebab banjir di jalur tersebut. Perusahaan itu ialah PT TCM, PT FKP, dan PT TSA. Rapat itu juga turut menghadirkan pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Timur (BBPJNKT).
Ketua Komisi III DPRD Kaltim Veridiana Huraq Wang menjelaskan, banjir itu terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi. Sebab, ada gorong-gorong yang seharusnya menjadi tempat keluar air, tidak berfungsi secara maksimal. Sehingga, menyebabkan air tidak dapat keluar.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim Veridiana Huraq Wang menjelaskan, banjir itu terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi. Olehnya itu, dibutuhkan solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir itu.
DPRD Kaltim bakal mendorong agar perusahaan bertanggungjawab memperbaiki jalan berlubang akibat banjir tersebut. Saat ini, pihak perusahaan sedang tahap persiapan untuk pengaspalan.
“Dalam jangka waktu satu minggu, kami akan ke lapangan untuk mengecek keadaan jalan dan gorong-gorong,” ujarnya.
Sementara untuk penanganan jangka panjangnya, pihaknya mendorong agar perusahaan dan BBPJNKT duduk bersama merumuskan solusi jangka panjang. Karena, jalan tersebut memang terletak di palung atau cekungan. Sehingga, ketika hujan dengan intensitas tinggi, ada kemungkinan jalan akan kembali banjir.
“Tadi ada juga usulan pemerintah dan perusahaan meninggikan jalan tersebut seperti jembatan. Sehingga, anggarannya tidak hanya terfokus ke pemerintah. Selain itu, kami juga akan mengevaluasi seberapa tangguh gorong-gorong mampu menjadi tempat keluar air. Jangan sampai di kemudian hari minta pelebaran lagi. Karena bukan tidak mungkin, di kemudian hari perusahaan akan perluasan lahan,” pungkasnya. (adv)