KALTIMKORANSERUYA – Penyakit Demam Berdarah merupakan salah satu penyumbang angka kematian di Indonesia. Hal itu diungkapkan Wali Kota Basri Rase saat memberi sambutan pada acara Closing Ceremony Program Wolbachia, Kamis (29/8/2024) di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang.
“Salah satu penyumbang angka kematian di Indonesia ini adalah DBD. Tentu harus ada strategi baru dan dengan inovasi yang kita bangun, daerah-daerah yang telah berwolbachia akan mampu menurunkan angka DBD,” kata Basri dihadapan ratusan hadirin yang hadir.
Ia mengatakan data-data yang dilaporkan sebelumnya oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang Bahtiar Mabe perlu dievaluasi agar penanganan DBD di Bontang bisa berjalan maksimal. Sebagaimana Kecamatan Bontang Barat yang telah mencapai target diatas rata-rata.
“Maka dari itu mudah-mudahan di Kota Bontang ini bisa berjalan baik, walaupun tadi baru ada satu kecamatan yang mencapai target yakni Kecamatan Bontang Barat,” ujarnya.
Ia meminta pihak UGM yang menjadi kolaborator Dinas Kesehatan Kota Bontang itu agar memaparkan faktor dan alasan mengapa ada perbedaan data dan capaian dari beberapa Kecamatan terkait program wolbachia tersebut.
“Ini mudah-mudahan nanti teman-teman dari UGM akan memberi kita penjelasan kenapa Bontang Barat itu bisa sampai 75 persen sementara yang lain hanya 42 dan 36 persen. Apakah karena faktor geografisnya, faktor alamnya, atau faktor-faktor lain,” tandasnya.
Diketahui, Bontang menjadi salah satu kota percontohan di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD).
Hadir langsung dalam acara itu jajaran Dinas Kesehatan Kota Bontang, pihak Kolaborator dari Kampus UGM, Rumah Sakit, berbagai Unit Kesehatan Kota Bontang, Forum Pemuda, perwakilan OPD dan para undangan. (adv)
