KALTIMKORANSERUYA.COM – Kasus stunting di Kota Bontang terbilang tinggi. Berdasarkan data tahun 2023 jumlahnya mencapai 21 persen. Salah satunya di Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara saja, saat ini terdeteksi 63 anak menderita stunting.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang pun menargetkan penurunan stunting sebesar 14 persen di tahun 2024. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat terobosan diantaranya gerakan gemar makan ikan.
Adapun aksi ini digelar di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kelurahan Gunung Elai, Senin (6/3/2023).
“Aksi gemar makan ikan ini bertujuan untuk memperbaiki gizi anak-anak, sebagai salah satu cara mencegah stunting,” ujarnya.
Selain itu, menurut Basri Bontang dikenal sebagai daerah penghasil ikan dan melimpahnya kekayaan laut, sehingga tidak ada alasan masyarakat enggan mengkonsumsi ikan.
Apalagi kandungan gizi pada ikan yang tinggi, seperti protein, Omega-3, EPA, DHA, karbohidrat rendah, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, dan vitamin B12, mineral, dan kalsium sangat baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak.
“Jadi orang tua bisa mengolah ikan lebih inovatif lagi, agar anak tidak bosan. Tidak melulu di goreng. Kalau sudah begitu saya yakin mampu menekan tingginya kasus stunting,” timpalnya.
Selain itu, aksi gemar makan ikan ini juga sangat baik dikonsumsi bagi ibu hamil, dalam pemenuhan gizi bayi selama dalam kandungan.
“Maka dari itu penyuluhan program ini harus terus dilakukan mulai dari kelurahan bahkan kader posyandu,”
Sementara, Lurah Gunung Elai Sulistyo berharap program gemar makan ikan ini bisa memberi dampak positif bagi masyarakat. Khususnya, di Kelurahan Gunung Elai, terutama dalam menekan pertumbuhan stunting.
“Jadi setiap sekolah PAUD di Gunung Elai sekarang diwajibkan untuk memiliki menu olahan ikan. Paling enggak dua kali dalam sebulan,” pungkasnya.(Adv)