KALTIMKORANSERUYA.COM – Angka pengangguran terbuka di Kota Bontang terbilang tinggi. Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Abdu Safa Muha rata-rata pengangguran di Kota Bontang hanya berijazah SD dan SMP dengan total persentasenya mencapai 25 persen.
Menanggapi itu, Wali Kota Bontang Basri Rase menuturkan persoalan pengangguran ini merupakan masalah yang umum terjadi di setiap daerah di Indonesia. Sehingga, perlu segera dilakukan perbaikan Sumber Daya Manusia SDM sedini mungkin.
“Memang kebanyakan mereka (pengangguran) hanya lulusan SD dan SMP, selain itu para tamatan sarjana yang ada justru masih gamang dengan cita-citanya sendiri. Jadi kalau ingin maju, harus mulai dari SDM kita, dari bawah. Seperti di negara maju, yang sudah mengarahkan anak-anaknya sejak dini,” ujarnya saat membawakan sambutan sosialisasi penyusunan rencana tenaga kerja Kota Bontang tahun 2023-2027, Rabu (26/7/2023).
Ia pun meminta agar antara perusahan dan pemerintah, bisa berkolaborasi membuat perencanaan yang matang melalui tahapan yang harus disiapkan sebaik mungkin.
“Tidak bisa dipungkiri kontribusi perusahaan di Kota Bontang ini cukup besar. Maka itu antara perusahan dan pemerintah harus bersinergi dalam melahirkan perencanaan makro maupun mikro yang terukur yang menekan angka pengangguran. Terlebih Kota Bontang merupakan kota industri,” timpalnya.
Dilansir dari bekesah.co, diketahui, angka pengangguran terbuka di Bontang persentasenya berada di angka 7,81 persen dan terbilang tinggi. Ini didominasi oleh alumni SD dan SMP sebanyak 8,6 persen dan 16,5 persen,
Sementara, untuk alumni SMA hanya sekitar 5 persen saja. Sedangkan dalam satu tahun itu lowongan pekerjaan yang dibuka hanya sekitar 1000.(Adv)