KALTIMKORANSERUYA.COM – Anggaran untuk sektor pertanian di Kaltim dinilai masih kurang dan perlu ditingkatkan.
Diketahui, saat ini alokasi anggaran di sektor pertanian sebesar Rp117 miliar. Sekitar 7 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun berharap untuk mengarah sektor unggulan, minimal anggaran sektor pertanian dialokasikan 20 persen, sebagaimana pendidikan dan kesehatan, sehingga itu selaras dengan visi misi Gubernur Kaltim untuk mewujudkan Kaltim Green.
“Secara keseluruhan alokasi sektor pertanian kita hanya Rp117 miliar, hal ini masih tergolong minim untuk menguatkan sektor pertanian Kaltim, sebab hanya sekitar tujuh persen dari total APBD provinsi, dalam artian upaya untuk mengunggulkan sektor pertanian pangan masih belum optimal,” ujar Samsun, Kamis (2/3/2023).
Ia menyebut cita-cita mendaulatkan pangan di Kaltim dan ingin mewujudkan Kaltim Green tidak sejalan dengan alokasi anggaran sektor yang ingin diunggulkan.
“Ingin mendaulatkan pangan, tapi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk alokasi pertanian masih minim, ibarat jauh panggang dari api, tak akan ketemu visi tersebut,” katanya.
Menurut Samsun, pertanian ini amat vital pengaruhnya bagi kesejahteraan dan kedaulatan pangan masyarakat lokal, ke depan kebutuhan pangan seharusnya tidak perlu lagi memasok dari luar daerah, karena lahan pertanian di Kaltim masih sangat luas, sementara itu hal yang menggairahkan adalah keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang menjadi peluang besar.
Tambahnya, pemenuhan pangan tentu akan besar di kemudian hari, lantas saatnya sekarang membaca peluang tersebut dengan mengupayakan kebutuhan pangan lokal mulai saat ini, dengan tumbuh kembangkan sektor yang ramah lingkungan, salah satunya pertanian tanaman pangan.
“Swasembada pangan di pusaran IKN adalah sesuatu yang mesti dipikirkan sekarang juga, dengan menggarapnya secara serius, jika memang ingin mengunggulkan hasil pangan lokal, maka anggaran secara prioritas sektor pertanian, agar mencerminkan visi dan misi Pemerintah Daerah itu sendiri mewujudkan Kaltim Green,” ungkapnya.
Dijelaskannya, kedaulatan beras masih perlu diusahakan, karena beras belum sampai ke hilir sudah habis secara domestik, sehingga jika hasil nya terus konsisten dan meningkat, tentunya dukungan berbagai pihak dan alokasi yang diprioritaskan.
“Maka pasokan beras lokal berkualitas untuk mendominasi pasar lokal bukanlah harapan yang kosong,” pungkasnya (ADV/DPRDKALTIM)