Home Headline News Komitmen Turunkan Emisi Karbon Gas Rumah Kaca, Kaltim Dapat Kompensasi Bank Dunia

Komitmen Turunkan Emisi Karbon Gas Rumah Kaca, Kaltim Dapat Kompensasi Bank Dunia

Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim membuka Forum Ilmiah Nusantara yang bertemakan Strategi Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim Guna Ekonomi yang Berkelanjutan di Kalimantan Timur untuk Nusantara

KALTIMKORANSERUYA.COM – Konsistensi Kaltim menjaga dan melaksanakan perbaikan lingkungan terbayarkan.

Bagaimana tidak, Kaltim jadi provinsi pertama di Indonesia yang mendapatkan kompensasi dari Bank Dunia untuk lima tahun ke depan.

Pemberian kompensasi itu sebagai upaya Bumi Mulawarman menurunkan emisi karbon gas rumah kaca di Asia Tenggara.

Saat ini Gubernur Kaltim Isran Noor bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim sedang menghadiri Conference of Parties (COP27) di Mesir yang merupakan agenda tahun konferensi iklim PBB yang berfokus pada tantangan iklim global.

“Tugas utama COP untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menanggulangi perubahan iklim. Alhamdulillah, melalui Forum Ilmiah Nusantara, Pemerintah Provinsi Kaltim menegaskan sangat komitmen dalam perbaikan lingkungan,” ucap Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, Kamis (17/11/2022).

Untuk itu, Wagub Hadi mengapresiasi forum, diharapkan seluruh peserta berperan aktif sehingga materi yang disampaikan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pembangunan di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Timur.

Apalagi, lanjut Wagub Hadi, saat ini Pemprov Kaltim telah ditunjuk pemerintah pusat menjadi lokasi pilot project penurunan emisi berbasis jurisdiksi, melalui program FCPF-CF (Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund).

Program kerja sama pemerintah Indonesia dan Bank Dunia yang dilaksanakan mulai tahun 2020 hingga 2024.

Pemerintah Inggris melalui dua lembaga pemerintahnya merupakan donor program FCPF-CF, bersama delapan negara dan dua perusahaan/lembaga internasional lainnya.

“Karena itu, ketika menghadapi tantangan menurunnya kualitas lingkungan hidup akibat esktraksi sumber daya alam (SDA), maka perlu segera dilakukan upaya pencegahan,” jelasnya. (ADV/DISKOMINFOKALTIM)