Home Headline News DIGITAL LEADERSHIP SEBAGAI SOLUSI KEPEMIMPINAN DI ERA DIGITALISASI

DIGITAL LEADERSHIP SEBAGAI SOLUSI KEPEMIMPINAN DI ERA DIGITALISASI

OLEH : SADLY JAYA M BADKO HMI KALTIM-KALTARA BELITUNG, 14 AGUSTUS 2022

Perkembangan pengetahuan terus berlangsung dan memberikan dampak pada pola kepemimpinan dan kerja manusia sebagai pemimpin (leader) maupun sebagai manusia sebagai komsumen. Perkembangan pengetahuan berbanding lurus dengan perkembangan teknologi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang di tengah masyarakat. Arus kemajuan zaman mengakibatkan seseorang harus mempersiapkan diri agar tidak tergerus dengan pernak pernik abad ke-21 ini. Selain itu, perkembangan teknologi juga berpengaruh pada sistem industrialisasi, mulai dari era industri 1.0 hingga era industri 4.0 sampai pada era society 5.0.

Revolusi Industri dapat diartikan sebagai perubahan sistem atau cara kerja manusia yang terjadi karena didorong oleh harapan adanya peningkatan suatu produksi menggunakan alat-alat mekanis. Istilah Revolusi Era Industri 1.0 sampai 4.0 itu sendiri adalah penanda bahwasanya perubahan besar dalam dunia industri tersebut telah terjadi sebanyak 4 kali sehingga melahirkan 4 era yang berbeda.
Jika ditinjau dari perspektif sejarah perkembangan ini terbagi menjadi beberapa fase.

Penulis akan menguraikan secara sederhana poin-poin yang disampaikan oleh Prof. Laode Komaruddin, Rektor Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), dalam forum Latihan Kader III (Advance Training) Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Bagian Selatan. Beliau mengatakan bahwa Revolusi Era Industry 1.0, pada mulanya muncul di abad ke-18 (1760–1840) dengan ditandai adanya penemuan mesin uap pada tahun 1776 oleh James Watt di negara Inggris sehingga membawa perubahan besar di berbagai sektor. Kemudian sekitar awal abad ke-19 (1870-an) berfokus kepada efisiensi mesin di setiap lini (Assembly Line) dalam proses produksi karena ditemukannya tenaga listrik kemudian disebut Revolusi Era Industri 2.0. Perubahan tidak sampai disitu saja, pada tahun 1970-an dipicu oleh perkembangan mesin-mesin pintar (Komputer & Software) berbasis teknologi otomasi yang perlahan menggantikan peran-peran manusia di lapangan. Sehingga pada masa ini disebut masa revolusi era industry 3.0 karena aktivitas masyarakat kala itu menggunakan komputer (data) dalam prosesnya. Pada era inilah dimulainya digitalisasi khususnya di dunia industri.

Memasuki awal abad 21 di tahun 2011 di Jerman sampai era saat ini, perkembangan revolusi era industri 4.0 berbanding dengan kemajuan society 5.0 (Super Smart Society) tersebut sampai di abad 21 mengharuskan manusia untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada. Kemajuan teknologi digital karena menjadi lokomotif perubahan sosial. Segala informasi dan ilmu pengetahuan tidak lagi disampaikan melalui analog akan tetapi saat ini menggunakan sistem informasi digital sebagai pusat data (Big Data).

Oleh karenanya, perkembangan zaman hari ini sepatutnya diketahui oleh setiap kader Himpunan Mahasiswa Islam di seluruh indonesia agar dapat memahami dan mempersiapkan apa saja yang perlu di siapkan oleh kader untuk menjalani masa yang akan datang. Sebab, pengembangan teknologi lebih lanjut dan cepat seperti internet, komputerisasi, dan lain sebagainya.
Bahkan kendaraan otonom merevolusi setiap proses mulai dari produksi hingga distribusi dan berfokus kepada keberlanjutan (sustainability).

Di beberapa negara aktivitas manusia sudah digantikan oleh mesin dan robot yang melakukan urutan terprogram tanpa campur tangan manusia. Big data (Sains Data) yang ada pada sistem komputerisasi dan data-data yang dimiliki oleh seseorang kemudian disusun secara tersistematis melalui program yang ada pada perangkat digital. Big data yang sudah terpusat tersebut digunakan sebagai sebuah instrumen untuk memberikan dampak positif terhadap kebutuhan manusia agar dapat mewujudkan kesejahteraan ummat manusia.

Menariknya, yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya pencurian data. Siapa yang memiliki data hari ini dianggap akan menguasai informasi. Maka tidak heran jika media sosial sering terjadi pengambil alihan akun seperti Instagram, Facebook, Twitter dan lain sebagainya sehingga seseorang yang memiliki big data akan mengantarkan masyarakat pada kondisi Super Smart Society (Society 5.0).

Dalam konteks inilah diperlukan kepemimpinan baru yang mampu menjadi leader di era digital. Langkah pertama yang harus dilewati yakni kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang kader HMI adalah paham akan penggunaan digital seperti literasi digital yang harus dikuasai. Misalnya saat ini kita tidak lagi hanya membuka website saja akan tetapi juga mampu membuat website serta program-program lainnya. Kemampuan Leadership ini tidak akan hadir begitu saja tanpa adanya proses yang mendasari seseorang dalam mempersiapkan diri menjadi leader dikemudian hari seperti, literasi computer, literasi digital, pusat informasi, dan kemampuan untuk membangun website. Dari basic digital yang dimiliki seseorang, dalam hal ini kader hmi akan mampu mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0 dan memiliki kemampuan leadership dalam kemampuan digitalisasi.