SAMARINDA, SERUYA.COM — Dalam waktu sisa hanya 4 bulan Proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda sudah dapt dipastikan tidak akan rampung di akhir tahun 2022 ini.
Proyek tersebut dapat dilanjutkan jika memang akan diselesaikan diakhir tahun ini. Hal itu tergantung direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda.
Akan tetapi Anggota Komisi III DPRD Kaltim H Baba mengatakan, pihaknya telah memberikan saran dan masukkan kepada pihak RSUD AW Sjahranie Samarinda dan pihak terkait untuk mengundurkan pelaksanaan proyek. Namun begitu, dia menyebut, keputusan ada di tangan pihak RSUD AW Sjahranie.
Dia menjelaskan bahwa ada beberapa pembangunan di Kaltim yang akhirnya bermasalah, karena terkesan dipaksakan dengan masa kerja yang singkat yang tentunya tidak diharapkan terulang kembali.
“Salah satu yang bermasalah itu RS Korpri Kaltim dan kita sudah tahu apa penyebabnya. Jadi, kami sudah berikan saran agar dimundurkan saja, karena sebaiknya memang mundur. Jadi nanti tahun depan, pas awal tahun dilaksanakan, supaya waktu pengerjaan lebih panjang. Tapi tergantung direkturnya, kalau dia menginginkan, ya silahkan. Tapi saya rasa itu tidak akan selesai dalam waktu singkat, karena dikhawatirkan seperti RS Korpri,” ujarnya, Senin kemarin.
Dikatakannya, dari awal nilai proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda disetujui DPRD Kaltim dan Pemprov Kaltim sebesar Rp 158 miliar. Namun saat pelaksanaan lelang di tahun berjalan 2022, nilai kontrak yang diketok hanya Rp 90 miliar, dimana akhirnya terjadi permasalahan. Lantaran ada salah satu pihak kontraktor yang menyeret persoalan itu ke “meja hijau”.
Akibatnya, hingga saat ini proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda justru mandek.
“Dianggarkan Rp 158 miliar, tapi setelah kontrak, ada masalah dan itu nilainya hanya bersisa Rp 90 miliar. Nah, dalam pelaksanaannya ada sanggahan, makanya sampai sekarang tidak jalan,” katanya.
“Pemenang sebenarnya sudah ada, tapi disanggah oleh perusahaan lain dan sampai sekarang belum ada keputusan. Jadi tinggal menunggu evaluasi Pokja,” sambungnya.
H Baba memprediksi, pengerjaan pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie akan batal dilaksanakan tahun ini, apalagi dengan spek yang ditentukan, dipastikan pihak kontraktor tidak akan mampu bekerja maksimal.
“Dari Rp 158 miliar itu untuk 8 lantai, tapi jika dilihat dari waktu, maka tidak menutup kemungkinan akan batal dilaksanakan tahun ini. Bisa jadi dilaksanakan tahun depan. Karena kalau dihitung-hitung anggaran pengerjaan itu sekitar Rp 15 miliar untuk setiap bulan, nah kalau hanya kerja 3 atau 4 bulan, bagaimana?,” katanya.
Ke depan, jika lelang proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda dilakukan ulang, dia berharap angka kontrak tidak berubah dari angka yang disepakati antara Eksekutif dan Legislatif.
“Kita harapkan angkanya tetap, secara total Rp 158 miliar,” Proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda Disarankan Untuk Ditunda
Dalam waktu sisa hanya 4 bulan Proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda sudah dapt dipastikan tidak akan rampung di akhir tahun 2022 ini.
Proyek tersebut dapat dilanjutkan jika memang akan diselesaikan diakhir tahun ini. Hal itu tergantung direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda.
Akan tetapi Anggota Komisi III DPRD Kaltim H Baba mengatakan, pihaknya telah memberikan saran dan masukkan kepada pihak RSUD AW Sjahranie Samarinda dan pihak terkait untuk mengundurkan pelaksanaan proyek. Namun begitu, dia menyebut, keputusan ada di tangan pihak RSUD AW Sjahranie.
Dia menjelaskan bahwa ada beberapa pembangunan di Kaltim yang akhirnya bermasalah, karena terkesan dipaksakan dengan masa kerja yang singkat yang tentunya tidak diharapkan terulang kembali.
“Salah satu yang bermasalah itu RS Korpri Kaltim dan kita sudah tahu apa penyebabnya. Jadi, kami sudah berikan saran agar dimundurkan saja, karena sebaiknya memang mundur. Jadi nanti tahun depan, pas awal tahun dilaksanakan, supaya waktu pengerjaan lebih panjang. Tapi tergantung direkturnya, kalau dia menginginkan, ya silahkan. Tapi saya rasa itu tidak akan selesai dalam waktu singkat, karena dikhawatirkan seperti RS Korpri,” ujarnya, Senin kemarin.
Dikatakannya, dari awal nilai proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda disetujui DPRD Kaltim dan Pemprov Kaltim sebesar Rp 158 miliar. Namun saat pelaksanaan lelang di tahun berjalan 2022, nilai kontrak yang diketok hanya Rp 90 miliar, dimana akhirnya terjadi permasalahan. Lantaran ada salah satu pihak kontraktor yang menyeret persoalan itu ke “meja hijau”.
Akibatnya, hingga saat ini proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda justru mandek.
“Dianggarkan Rp 158 miliar, tapi setelah kontrak, ada masalah dan itu nilainya hanya bersisa Rp 90 miliar. Nah, dalam pelaksanaannya ada sanggahan, makanya sampai sekarang tidak jalan,” katanya.
“Pemenang sebenarnya sudah ada, tapi disanggah oleh perusahaan lain dan sampai sekarang belum ada keputusan. Jadi tinggal menunggu evaluasi Pokja,” sambungnya.
H Baba memprediksi, pengerjaan pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie akan batal dilaksanakan tahun ini, apalagi dengan spek yang ditentukan, dipastikan pihak kontraktor tidak akan mampu bekerja maksimal.
“Dari Rp 158 miliar itu untuk 8 lantai, tapi jika dilihat dari waktu, maka tidak menutup kemungkinan akan batal dilaksanakan tahun ini. Bisa jadi dilaksanakan tahun depan. Karena kalau dihitung-hitung anggaran pengerjaan itu sekitar Rp 15 miliar untuk setiap bulan, nah kalau hanya kerja 3 atau 4 bulan, bagaimana?,” katanya.
Ke depan, jika lelang proyek pengembangan pembangunan RSUD AW Sjahranie Samarinda dilakukan ulang, dia berharap angka kontrak tidak berubah dari angka yang disepakati antara Eksekutif dan Legislatif.
“Kita harapkan angkanya tetap, secara total Rp 158 miliar,” tutupnya. (adv)