KALTIMKORANSERUYA.COM – Anggota DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis menyebut bahwa kurangnya lapangan pekerjaan di suatu daerah memicu meningkatnya kasus stunting.
Salah satu upaya yang bisa ditempuh pemerintah daerah yakni menekan angka stunting, dengan menggencarkan program padat karya yang dapat membuka lapangan kerja.
“Alangkah baiknya pemerintah banyak membuat program padat karya yang memang menyasar masyarakat kurang mampu,” kata Nanda sapaannya, Senin (27/3/2023).
Nanda menegaskan, keterbatasan atau kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab utama dari tingkat kemiskinan di pedesaan ataupun di perkotaan yang juga berdampak pada kasus stunting .
Menurutnya, berdasarkan data sekitar 60 persen dari kasus stunting yang terjadi saat ini beririsan dengan keluarga miskin ekstrem. Bahkan, kasusnya turut dipengaruhi faktor kurangnya ketersediaan kebutuhan dasar, seperti air bersih, fasilitas sanitasi dan masalah lainnya.
“Kasus kemiskinan ekstrem ini harus dituntaskan agar angka stunting di Bumi Etam bisa diturunkan,” jelasnya.
Dia berharap Pemerintah Provinsi Kaltim maupun kabupaten/kota harus bersinergi dan membuat banyak program padat karya yang bisa membuka lapangan kerja di Kaltim. Terutama, berbagai kegiatan pembangunan yang banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin.
Dikemukakannya, jika usulan program padat karya didukung semua pihak dan dapat direalisasikan dengan baik, karena kedua kasus kemiskinan dan stunting saling berhubungan.
Ananda mencotohkan, ada satu keluarga miskin yang punya anak, bagaimana kecukupan gizi anak-anaknya sementara untuk makan sehari-hari saja sulit.
Politikus PDI Perjuangan Dapil Kota Samarinda ini meminta agar pemerintah bisa melaksanakan kegiatan positif secara berkesinambungan hingga angka kemiskinan ekstrem dan stunting turun sesuai target.
“Untuk mengentaskan masalah kemiskinan ekstrem dan kasus stunting harus dilakukan bersama,” pungkasnya. (ADV/DPRDKALTIM)