KALTIMKORANSERUYA – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Damayanti, menegaskan perlunya langkah konkret dari pemerintah daerah untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak, salah satunya dengan mengintegrasikan pendidikan seks secara menyeluruh ke dalam sistem pendidikan sejak dini.
“Isu kekerasan seksual terhadap anak tak bisa dianggap enteng. Pendidikan seks bukan hanya penting, tetapi juga mendesak untuk diberikan secara tepat sejak dini,” ujar Damayanti, Senin (12/5/25).
Ia menilai bahwa pendekatan konservatif terhadap pendidikan seks perlu segera direvisi. Menurutnya, pemahaman tentang kesehatan reproduksi, hak tubuh, dan hubungan yang sehat harus diajarkan secara bertahap mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah.
Damayanti menekankan bahwa pendidikan seks bukan semata soal aspek biologis, tetapi juga mencakup nilai-nilai perlindungan diri, penghargaan terhadap tubuh sendiri, dan etika dalam bersosialisasi.
Pengetahuan ini, menurutnya, akan menjadi benteng awal bagi anak-anak dari berbagai potensi kekerasan yang mengintai.
Dalam pelaksanaannya, ia mendorong adanya sinergi kuat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, mengingat masing-masing memiliki kewenangan di tingkat pendidikan yang berbeda.
“PAUD, SD, dan SMP menjadi tanggung jawab kabupaten/kota, sementara SMA dan SMK ada di bawah provinsi. Koordinasi yang intensif harus dibangun agar kurikulum pendidikan seks bisa dijalankan secara terpadu,” jelasnya.
Damayanti berharap kurikulum ini nantinya bisa diterapkan secara sistematis dan menyeluruh di semua tingkatan pendidikan.
Ia meyakini, melalui langkah ini, generasi muda Kaltim akan tumbuh menjadi individu yang tangguh, sadar akan hak-haknya, serta mampu melindungi diri di lingkungan sosial yang kompleks.
“Tujuan utamanya adalah menciptakan generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan siap menghadapi lingkungan yang belum tentu aman,” tutupnya.
(RF – ADV DPRD KALTIM)