Kutai Timur – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Hj. Uci, mengungkapkan keprihatinannya terkait meningkatnya kasus kekerasan seksual di daerah tersebut. Menurutnya, isu kekerasan terhadap perempuan sangat sensitif, terlebih ketika harus dibahas di ruang publik yang seringkali dianggap sebagai aib bagi korban.
“Jika membahas tentang kekerasan terhadap perempuan, ini sangat sensitif, apalagi ketika kita ingin menyampaikan hal ini ke publik, yang seringkali dianggap sebagai aib bagi mereka,” ujar Hj. Uci saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat, 1 November 2024.
Hj. Uci berharap agar kasus-kasus kekerasan seksual ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, terutama dinas terkait. Ia juga menekankan pentingnya memberikan dukungan kepada para korban, seperti konseling untuk membantu pemulihan mental mereka.
“Harapannya, kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, dan dinas terkait dapat memberikan ruang bagi perempuan untuk melaporkan tanpa rasa takut akan dipublikasikan. Selain itu, konseling juga penting untuk membantu mereka mengatasi trauma,” tambahnya.
Ia menilai bahwa dampak dari kekerasan seksual sangat memprihatinkan, karena dapat menimbulkan trauma yang mendalam bagi korban. Hj. Uci berharap ada wadah yang lebih efektif dalam menangani permasalahan ini secara lebih komprehensif.
“Saya merasa sangat miris melihat keadaan ini, karena dampaknya sangat besar bagi korban. Saya berharap ada lembaga atau wadah yang bisa menangani masalah ini dengan lebih serius dan mendalam,” tutupnya. (Adv)