KORANSERUYA — Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Sya’diah, menyampaikan dukungannya terhadap rencana pendistribusian air dari Sungai Mahakam ke Kota Bontang sebagai solusi atas krisis air bersih yang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Namun, ia menekankan perlunya kajian mendalam terkait efisiensi anggaran dan kelayakan infrastruktur.
Syarifatul menyebut bahwa meski rencana tersebut berpotensi memberikan manfaat besar, pelaksanaannya harus didasari perhitungan yang matang, baik secara teknis maupun ekonomis.
“Kalau distribusi air ini memang untuk kepentingan jangka panjang, tentu patut didukung. Tapi tetap harus dilihat, apakah secara operasional itu efisien, terutama dari sisi pembiayaan dan kebutuhan penduduk di Bontang,” ujarnya, Senin (9/6/25).
Ia mengingatkan bahwa pengelolaan air tidak bisa dilepaskan dari peran badan usaha daerah seperti PDAM atau Perusda, yang tidak hanya bertugas memberikan pelayanan publik, tetapi juga tetap mempertimbangkan keberlanjutan usaha.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya infrastruktur pendukung seperti jaringan pipa dan fasilitas pengolahan air.
Menurutnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemampuan sistem distribusi dalam menjangkau masyarakat secara merata.
Tak hanya aspek teknis, Syarifatul juga menyinggung dampak sosial dari ketersediaan air bersih, khususnya terhadap isu kesehatan masyarakat.
Ia pun menekankan bahwa air bersih berperan besar dalam menurunkan kasus stunting yang masih menjadi persoalan serius di Kaltim.
“Air yang layak konsumsi bukan hanya soal kenyamanan, tapi menyangkut masa depan anak-anak. Kita tahu bahwa kekurangan air bersih bisa berdampak langsung pada kasus stunting, dan itu membahayakan kualitas generasi mendatang,” kata Syarifatul.
Ia menambahkan bahwa penyediaan air bersih harus menjadi bagian dari strategi besar pembangunan sumber daya manusia di daerah.
Jika persoalan dasar seperti ini tidak segera diatasi, maka upaya mewujudkan generasi emas di masa depan bisa terhambat.
“Kalau kita serius ingin mencetak generasi unggul, maka kebutuhan mendasar seperti air bersih harus jadi prioritas utama. Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi fondasi untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
RF (ADV DPRD KALTIM)