KALTIMKORANSERUYA – Dinas Kesehatan Kota Bontang melalui Puskesmas Bontang Lestari (Bonles) rutin mengunjungi daerah pesisir dalam rangka pelayanan kesehatan.
Setidaknya, dua kali dalam sebulan hal itu dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun. Kecuali ada kasus darurat yang memerlukan penanganan khusus dan mendesak. Pihak Puskesmas bakal berkunjung diluar jadwal yang sudah ada.
Hal itu diungkapkan Kepala Puskesmas Bonles Faradina saat ditemui wartawan di ruangannya Senin siang (19/8/2024).
“Jadi itu memang sudah rutin terjadwal sebulan sekali, Tihi-tihi sekali, Selangan sekali, itu rutin. Tapi kalau ada insidental, misalnya ada kasus malaria, ada kasus demam berdarah, itu diluar jadwal kunjungan tim” ungkapnya.
“Jadi ada yang terjadwal dan yang tidak terjadwal. Kalau yang terjadwalkan jadwalnya itu sudah ajeg yah, menyesuaikan jadwal posyandu, jadi kan kalau posyandu itu memang disusun jadwalnya dalam setahun, jadi kami mengikuti itu, di jadwal itu sudah pasti turun, nah sisanya kalau ada kasus insidental baru kami datangi,” tambahnya.
Faradina mengakui pemberian layanan medis untuk daerah pesisir bukan merupakan hal yang mudah. Ada tantangan tersendiri bagi pihaknya dalam melayani masyarakat pulau seberang itu.
Puskesmas Keliling (Pusling), sebutan untuk pelayanan medis area pesisir, harus menyesuaikan dengan jam kerja masyarakat. Hal itu diakuinya menjadi salah satu tantangan program Pusling.
“Kalau untuk Pusling itu, seperti lebih ke mengatur jamnya sih, mereka (masyarakat Pulau Selangan dan Tihi-tihi) itu kan mayoritas nelayan, jadi datang pagi hari mereka ke laut. Jadi menjangkau waktunya itu agak sulit karna biasanya mereka dirumahnya sudah malam hari padahal kita datangnya pagi,” ucapnya.
Hingga kini, Puskesmas Bonles telah menyediakan Call Center sebagai salah satu upaya percepatan informasi ketika ada masyarakat pesisir yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Meski begitu, Faradina mengatakan upaya ini masih belum begitu maksimal karena sulitnya jaringan internet di daerah pesisir. Untungnya, ada kader kesehatan ditiap pulau yang menjadi alternatif lain untuk masyarakat melakukan pengaduan.
“Walaupun kami sudah menyebar luaskan Call Center kami, cuman masyarakat disana mungkin terkendala sinyal, atau terkendala jaringan ataupun paket data, jadi hanya segelintir warga yang mengakses kami”
“Jadi mereka itu jalur komunikasinya dari warga ke kader, nanti kader itu yang menyampaikan ke petugas kami. Jadi kader ini perannya sangat penting pada pelayanan kesehatan pesisir. Kami juga sudah membekali kader-kader kami untuk keterampilan penanganan seperti P3K untuk orang awam. Jadi setiap Tihi-tihi, Selangan, itu ada kader kesehatannya dari warga disitu,” jelasnya. (adv)