Kutai Timur – Luasan panen padi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kutai Timur, mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi tercatat sebesar 57,08 ribu hektare, menurun dari 64,97 ribu hektare pada tahun 2022. Ini menunjukkan adanya penurunan sekitar 7,8 ribu hektare atau setara 12 persen.
Penurunan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, terutama di Kabupaten Kutai Timur, yang mengalami penurunan luas panen hingga ratusan hektare. Menanggapi kondisi ini, Anggota DPRD Kutai Timur, David Rante, menjelaskan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan berbagai pihak untuk mengatasi persoalan.
“Kita butuh waktu untuk melaksanakan program ketahanan pangan ini,” ujar David Rante. Ia berharap dengan adanya program ini, pemerintah daerah dapat merasakan dampak positifnya seiring berjalannya waktu, terutama ketika implementasi program ketahanan pangan mulai dilaksanakan.ucapnya saat di temui kemarin pada Selasa 5 November 2024.
Lebih lanjut, David mengungkapkan bahwa langkah-langkah konkret dari pemerintah pusat diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan penurunan produksi ini. Ia juga menyebut Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai tokoh penting yang akan memberikan arah dalam menjalankan program ketahanan pangan ini. “Kita tunggu langkah-langkah yang akan diambil oleh Presiden Prabowo,” tuturnya di Kantor DPRD Kutai Timur.
Dengan adanya perhatian serius dari pemerintah dan sinergi antar lembaga, diharapkan tantangan penurunan luas panen padi di Kutai Timur dapat teratasi sehingga ketahanan pangan di wilayah ini tetap terjaga. (Adv)