Home Samarinda Minta Aset Olahraga Dikelola Profesional, Agus Suwwandi : Jangan Biarkan Proyek Besar...

Minta Aset Olahraga Dikelola Profesional, Agus Suwwandi : Jangan Biarkan Proyek Besar Jadi Beban Daerah

Ketua Panitia Khusus (Pansus) LKPj Gubernur Kalimantan Timur, Agus Suwandi.(dok: koranseruya)
Ketua Panitia Khusus (Pansus) LKPj Gubernur Kalimantan Timur, Agus Suwandi.(dok: koranseruya)

KALTIMKORANSERUYA – Ketua Panitia Khusus (Pansus) LKPj Gubernur Kalimantan Timur, Agus Suwandi, menyoroti pengelolaan berbagai aset olahraga yang telah direhabilitasi menggunakan dana besar oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Ia menekankan pentingnya langkah konkret agar fasilitas tersebut segera dimanfaatkan dan tidak menjadi proyek mubazir.

Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah Stadion Kadrie Oening di Sempaja yang telah menyerap anggaran hampir Rp10 miliar. Agus menegaskan bahwa fasilitas semacam ini seharusnya bisa langsung dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat dan pembinaan atlet, bukan dibiarkan kosong.

“Jangan sampai setelah direhabilitasi, malah tidak digunakan. Ini bukan soal estetika, tapi soal manfaat nyata bagi publik,” ujarnya, Jumat (2/5/25).

Agus yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Provinsi Cabang Olahraga Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Kaltim, mengusulkan adanya perubahan status pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di bawah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Menurutnya, sistem BLUD akan membuka ruang untuk pengelolaan yang lebih mandiri, profesional, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

Ia menambahkan bahwa pendekatan yang terlalu birokratis kerap menghambat pemanfaatan aset. Hal ini juga terlihat pada pengelolaan Convention Hall yang masih berada di bawah kendali Biro Umum.

Agus mendorong agar pengelolaannya dipertimbangkan untuk lebih fleksibel, termasuk opsi kerja sama dengan pihak ketiga.

“Kalau dikelola secara terbuka, pemanfaatannya bisa jauh lebih optimal. Tidak hanya untuk kegiatan pemerintah, tapi juga bisa disewakan demi meningkatkan pendapatan daerah,” jelasnya.

Hotel Atlet yang direhabilitasi dengan anggaran sekitar Rp111,2 miliar juga tak luput dari perhatian. Agus menekankan pentingnya penetapan sistem pengelolaan dalam waktu 100 hari ke depan agar aset tersebut tidak mangkrak.

“Kalau terlalu lama dibiarkan, bukan hanya nilainya turun, tapi juga jadi beban fiskal daerah,” tegasnya.

Begitu pula dengan Convention Hall yang direhabilitasi dengan dana sekitar Rp11,9 miliar. Agus menyarankan gedung ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan seremonial, melainkan dikonsolidasikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan atau disewakan untuk publik.

Lapangan Tenis Vorvo, yang pengerjaannya telah dua kali diperpanjang dan menyerap anggaran sebesar Rp6,86 miliar, juga menjadi sorotan. Agus berharap proyek tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan langsung difungsikan.

“Fasilitas-fasilitas ini dibangun dengan uang rakyat. Sudah seharusnya dikembalikan manfaatnya untuk rakyat, melalui pengelolaan yang efisien dan berkelanjutan,” pungkasnya.

RF (ADV DPRD KALTIM)