Home Bontang Kadis PPKB Bontang Pesan Kepada Orang Tua Agar Jawab Kalau Anak Tanya...

Kadis PPKB Bontang Pesan Kepada Orang Tua Agar Jawab Kalau Anak Tanya Soal Seks

Kepala Dinas PPKB Kota Bontang, Eddy F. (dok: koranseruya)

KALTIMKORANSERUYA – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bontang, Eddy F angkat suara soal isu parenting. Salah satu yang ditekankannya adalah kemampuan orang tua dalam merenspons pertanyaan anak sekaitan dengan seks.

Hal itu dianggapnya sebagai hal yang penting. Menurutnya, peran orang tua sangat krusial dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam usia-usia remaja.

“Kemarin hari anak sedunia, forum anak itu sudah pada kritis-kritis, berani bertanya. Pesan kita adalah bagaimana memberikan edukasi ke anak-anak kita, lebih aware ke anak-anak kita agar mereka nyaman saat bercerita. Jadi mereka ada tempat bertanya. Bicara seks itu jangan lagi bicara tabu,” katanya saat ditemui, Jumat (30/8/2024).

Lebih lanjut, Eddy juga menyampaikan tidak hanya peran orang tua, tetapi para guru dan lingkungan juga sangat berperan besar dalam melindungi anak dari perilaku yang menyimpang.

“Sebenarnya orang tua, guru sekolah, lingkungan sekitar, ini harus benar-benar menciptakan iklim atau kondisi yang ramah terhadap anak,” tambahnya.

Apalagi, di era sekarang anak-anak sudah sangat terbuka dengan informasi yang didapatkannya dari sosial media atau internet.

Dari itu, peran orang tua dalam mendampingi anak dibutuhkan kebijaksanaan. Menurutnya, jika orang tua tidak menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk bercerita, hal itu justru berbahaya. Sebab, anak-anak akan mencari tempat lain yang jauh dari pengawasan orang tua.

“Jadi ketika mereka mau berinternet, atau bertanya tentang masalah-masalah seks, itu bukan menjadi masalah yang tabu. Karena anak-anak sekarang sudah pada kritis,” ujar Eddy.

“Kalau anak bertanya soal seks, jawab. Karena kalau dia mencari tahu lewat internet, justru malah berbahaya. Tidak ada guidencenya (bimbingan),” lanjutnya.

Ia juga mengatakan anak-anak perlu diedukasi sejak dini persoalan area-area tubuh yang privat. Agar, mereka terhindar dari tindakan yang tidak diharapkan.

“Kalau dari kecil kan diajari area yang tidak boleh disentuh. Apa saja. Apa yang harus ditutup. Orang tua jangan asal anti, tapi diajarin,” tutupnya. (adv)