KALTIMKORANSERUYA – Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, menegaskan bahwa keberpihakan terhadap anak dan perempuan harus menjadi salah satu fondasi utama dalam agenda pembangunan daerah.
Menurutnya, perhatian terhadap kelompok rentan bukan hanya persoalan empati, melainkan indikator nyata dari keadilan sosial.
“Pembangunan tidak bisa diklaim berhasil jika anak dan perempuan masih berada dalam posisi yang rentan. Perlindungan terhadap mereka harus sistemik, dari kebijakan hingga implementasi di lapangan,” kata Hasanuddin, yang akrab disapa Hamas, pada Sabtu (17/5/25).
Ia menyoroti bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan dan anak, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya akses terhadap pendidikan, hingga minimnya partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Hamas menyampaikan komitmen DPRD Kaltim untuk terus mengawal isu ini melalui penguatan regulasi, pengawasan pelaksanaan program, serta memastikan alokasi anggaran yang memadai untuk sektor perlindungan sosial.
“Komitmen kami bukan sekadar dalam bentuk pernyataan, tapi akan diterjemahkan dalam dukungan konkret terhadap program-program perlindungan dan pemberdayaan,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tapi juga dari bagaimana negara dan daerah melindungi kelompok paling rentan dalam masyarakatnya.
“Kalau anak-anak kita tumbuh dalam ketakutan dan perempuan tidak merasa aman, maka tidak ada arti dari pembangunan itu sendiri,” tegasnya.
Hasanuddin berharap isu ini tidak hanya menjadi sorotan musiman, tapi masuk dalam prioritas jangka panjang setiap pemangku kebijakan di Kalimantan Timur.
RF (ADV DPRD KALTIM)