KALTIMKORANSERUYA — Prabowo Subianto diisukan duet dengan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang.
Ganjar menyatakan, sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU), peluang apa pun bisa terjadi.
“Kalau politik itu, sebelum ditetapkan KPU, semua peluang bisa terjadi,” kata Ganjar usai mengikuti rapat Tim Pemenangan Nasional di Gedung High End, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (20/9).
Diketahui, kabar duet Ganjar dan Prabowo mencuat di publik. Salah satu yang mengusulkan duet tersebut adalah DPD Projo (Pro Jokowi) Bali.
“Bapak Prabowo sebagai calon presiden dan bapak Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024,” harap Ketua DPD Projo Bali I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya dalam konferensi pers di acara “Konferda Projo”, dilansir dari laman detikbali, Minggu (13/8).
“Kita butuh pemimpin yang tegas, yang berani, dan untuk melanjutkan semua program-program,” tambah dia.
Beberapa waktu lalu wacana dua paslon di Pilpres 2024 juga sempat disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.
Dia menyatakan pasangan Anies dan Cak Imin akan ikut bertanding. Namun dirinya berspekulasi kelak hanya ada dua paslon.
“Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti,” kata Jazilul di kompleks parlemen, Senin (18/9).
Sementara itu, ketua Partai PDIP Puan Maharani sempat mengatakan bahwa politik penuh dengan dinamika dan kalkulasi.
Karena itu, ia meminta kepada publik untuk selalu memperhatikan dinamika politik yang berkembang selama satu bulan ke depan.
“Ya kita lihat lagi bagaimana dinamikanya selama satu bulan ini, apakah kemudian bisa terjadi atau tidak terjadi, kan semua partai punya kalkulasi,” ucap Puan, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (21/9).
Di samping itu, analis politik Rocky Gerung pun angkat bicara terkait kemungkinan isu paslon ketum Gerindra dan mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Rocky menilai hal tersebut adalah konyol. Bahkan lebih jauh, akademisi itu melihatnya dari sudut pandang proxy internasional, bahwa Prabowo sebagai eks Danjen Kopassus memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat (AS), sementara Ganjar punya proxy ke Cina.
“Nah, kalau Ganjar, proxy Cina itu pasti. Itu juga akan jadi kesulitan dalam permainan politik internasional. Seolah-olah dalam Prabowo ada bagian yang menggerogoti dia gitu,” ucap Rocky dalam canal YouTube-nya.
“Amerika kan anggap masih ada kepentingan Cina dalam politik Indonesia. Dan, itu akan mengganggu di dalam wilayah Asia Pasifik…Jadi, sekali lagi, sinyal itu sinyal konyol aja itu,” jelas Rocky. (*)