KALTIMKORANSERUYA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan pentingnya reformasi menyeluruh dalam sektor perikanan sebagai bagian dari strategi menghadapi target ekspor global pada 2025.
Ia menekankan bahwa kualitas produk saja tidak cukup jika tidak disertai pemenuhan standar global dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
“Produk perikanan kita harus bisa bersaing di pasar internasional. Tapi lebih dari itu, praktik perikanan harus menjaga keseimbangan ekosistem. Tanpa laut yang sehat, produksi akan terus menurun,” tegasnya, Senin (19/5/25).
Ananda melihat tantangan terbesar justru bukan pada hasil tangkapan, melainkan kesiapan sistem dari hulu ke hilir. Ia menyoroti minimnya pemanfaatan potensi perikanan budidaya di Kaltim yang selama ini belum dikelola dengan orientasi ekspor dan nilai tambah tinggi.
Ia mendorong agar pelaku usaha di sektor ini mulai bergerak lebih aktif dalam memperluas akses pasar, termasuk lewat partisipasi dalam pameran-pameran skala nasional hingga internasional.
Menurutnya, membangun kepercayaan konsumen global membutuhkan lebih dari sekadar kualitas produk, tapi juga branding yang kuat dan jaringan distribusi yang mapan.
“Perlu pendekatan yang terintegrasi, mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga strategi pemasaran. Di DPRD, kami siap mendorong kebijakan yang memperkuat posisi industri perikanan lokal dalam rantai pasok global,” ungkap Ananda.
Sebagai bentuk komitmen, DPRD Kaltim disebut akan memfasilitasi ruang dialog antara pemangku kepentingan termasuk pemerintah dan pelaku usaha agar lahir kebijakan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar internasional.
“Arah pembangunan sektor perikanan tidak boleh sekadar mengejar angka ekspor, melainkan harus selaras dengan prinsip kelestarian agar dampaknya berkelanjutan, baik bagi lingkungan maupun perekonomian daerah,” pungkasnya.
RF (ADV DPRD KALTIM)