Home Samarinda Syarifatul Sya’diah: Sinergi Antar-Pihak Kunci Sukses Transformasi Ekonomi Berbasis Pariwisata di Berau

Syarifatul Sya’diah: Sinergi Antar-Pihak Kunci Sukses Transformasi Ekonomi Berbasis Pariwisata di Berau

Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Sya’diah.(dok: koranseruya)

KALTIMKORANSERUYA – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Sya’diah, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi baru di Kabupaten Berau.

Menurutnya, sektor ini berpotensi besar sebagai pengganti ketergantungan terhadap industri tambang.

“Berau selama ini sangat bergantung pada pertambangan. Kini saatnya kita membuka potensi lain yang tak kalah besar, terutama pariwisata,” ujarnya pada, Rabu (11/6/25).

Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim tengah mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah Berau sebagai fondasi untuk pengembangan sektor pariwisata.

Namun, menurutnya, pembangunan ini tidak bisa dijalankan hanya oleh satu pihak saja.

“Semua pihak harus terlibat. Pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, hingga perusahaan besar di daerah harus bersinergi,” tegasnya.

Syarifatul juga menyoroti pentingnya keselarasan antara kegiatan korporasi dan arah pembangunan daerah.

Ia berharap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kaltim dapat mendukung visi gubernur dan wakil gubernur terpilih dalam menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan.

Lebih dari itu, ia menilai potensi besar juga terdapat pada sektor pertanian dan kelautan. Sayangnya, sektor-sektor ini masih belum tergarap secara optimal.

“Potensi pertanian dan kelautan di Kaltim sangat menjanjikan. Tapi sejauh ini belum menjadi prioritas. Perlu kerja sama lintas sektor untuk menggali dan mengembangkannya,” katanya.

Menurutnya, pengembangan sektor ekonomi alternatif tidak hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, khususnya di Berau.

Syarifatul mencontohkan, jika hasil tambang seperti batu bara dapat diolah langsung di wilayah setempat, maka nilai tambahnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Ekonomi daerah harus berputar di tempat, jangan hanya jadi pemasok bahan mentah lalu hasilnya dinikmati di luar. Warga lokal harus merasakan dampaknya,” pungkasnya.

RF (ADV DPRD KALTIM)