KALTIMKORANSERUYA — Menyandang status sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tentu merupakan impian hampir setiap orang.
Namun hal itu sangat sulit untuk diraih. Pasalnya, menjadi seorang wakil rakyat harus dipilih rakyat dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu).
Menuju pesta demokrasi 2024, banyak di antara Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang mengkampanyekan dirinya layak dipilih sebagai anggota dewan terhormat.
Tak hanya pria, caleg perempuan pun terus berupaya agar mereka dipilih rakyat menduduki kursi panas perwakilan rakyat di daerah.
Dalam Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 2017 serta Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 10 tahun 2023 menyebutkan bahwa Partai yang menjadi peserta pemilu wajib memuat 30 persen perempuan.
Atas hal ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Puji Setyowati menyampaikan modal yang harus dimiliki perempuan untuk menjadi wakil rakyat.
Menurut Puji, untuk menjadi wakil rakyat perempuan harus bisa memanajemen dirinya sebaik mungkin, pasalnya perempuan memiliki banyak peran yang masing-masingnya membutuhkan porsi.
“Saya ambil dari diri saya sendiri, saya sebagai ibu untuk anak-anak saya, saya sebagai istri bagi pendamping suami, mereka itu perlu porsi-porsi jangan sampai diabaikan,” ungkap Ketua Fraksi Partai Demokrat-Nasdem itu usai melakukan Rapat Paripurna DPRD Kaltim ke-42, Kamis (23/11/2023).
“Jangan sampai kita mengejar kuota 30 persen lalu mengabaikan porsi-porsi mempersiapkan anak di masa depan, karena kalau kita konsentrasi mengejar 30 persen hanya untuk duduk di dewan tapi tidak mempertimbangkan jangka panjang juga tidak ada gunanya,” ujarnya menambahkan.
Selanjutnya perempuan juga, kata Puji, harus mempersiapkan diri secara psikologis. “Perempuan harus kuat, enggak boleh sedikit-sedikit nangis, sedikit-sedikit cerita dengan orang lain tentang kekurangannya, dan kita harus kuat mental kalau misalnya kita dicerita oleh orang lain itu hal yang biasa, bisa dijadikan sebagai sesuatu yang membangun,” jelasnya.
Legislator partai Demokrat itu juga mengungkapkan bahwa faktor ekonomi salah satu yang menjadi penentu. “Nggak ada orang yang berpolitik itu nggak pakai uang, bohong itu kalau ada. Kita mau bersosialisasi butuh alat peraga itu dibayar, buat baliho bayar, transportasi juga bayar,” bebernya.
Olehnya untuk menjadi wakil rakyat menurut Puji membutuhkan finansial yang matang.
Sementara modal lain yang dibutuhkan perempuan adalah dukungan keluarga dan pembuktian sosial perempuan dalam masyarakat.
“Nggak gampang, kalau perempuan sudah malam-malam rapat di partai terus suami dan anak gak memahami ya bagaimana. Kemudian yang terakhir itu fungsi perempuan dalam masyarakat, kita harus buktikan bahwa kita bisa mengaplikasikan kemampuan yang kita miliki untuk orang banyak.” tandasnya. (adv/dprd)