KALTIMKORANSERUYA — Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) komitmen dalam memberdayakan pemuda di Benua Etam.
Hal itu tidak terlepas dari target Dispora Kaltim untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Kalimantan Timur.
Untuk itu, Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim melakukan Pelatihan Tim Enumerator Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa/Kelurahan (SPPDK) yang diselenggarakan di Grand Elty Hotel Tenggarong, Minggu, 12 November 2023.
Pelatihan tersebut dibuka Sekretaris Dispora Kaltim, Sri Wartini.
Kepala Bidang pemberdayaan pemuda Dispora Kaltim, Bahri menjelaskan mereka yang dilatih 25 Pemuda dari Kelurahan Maluhu.
“SPPDK merupakan program pertama Dispora Kaltim yang diarahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk membuat SPPDK hingga ke daerah-daerah,” kata Bahri.
“Untuk itu, para pemuda di daerah yang akan didata kami beri pelatihan agar dapat melakukan pendataan dengan baik. Saat ini pemuda yang dilatih berasal dari Kelurahan Maluhu,” sambungnya.
Kegiatan SPPDK dimulai dengan pendataan pemuda berupa sensus pemuda, membuat data spasial suatu desa/kelurahan dan melibatkan akademisi dari IPB.
“Kami juga melibatkan Tim Enumenator dari Fakultas Ekologi Manusia IPP berjumlah enam orang,” ujarnya.
Bahri menjelaskan pelatihan Tim Enumerator dilaksanakan selama 4 hari yakni dari tanggal 12 hingga 15 November 2023.
“Setelah itu, pengambilan data presisi desa di Kelurahan Maluhu dimulai tanggal 26 November hingga 8 Desember 2023,” tutur Bahri.
Setelah itu, Dispora Kaltim juga memberikan Pelatihan Tim Enumerator Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa Kelurahan.
“Ini bertujuan untuk memberikan pembekalan teknis pendataan dan pengolahan data presisi desa,” imbuhnya.
Dia membeberkan, dalam SPPDK akan didapatkan hasil data pemuda di desa/kelurahan.
“Lalu bisa terdeteksi bahwa ada berapa pemuda di suatu wilayah tertentu, berapa yang sedang putus sekolah, berapa yang bekerja, berapa orang melakukan dan bergerak dalam peningkatan IPP bahkan data ini akan terlihat dan terpantau aktifitasnya,” kata Bahri.
“Selain itu, data ini bukan hanya kepentingan di bidang pemuda tapi bisa dimanfaatkan oleh stakeholder lainnya dalam menentukan suatu kegiatan atau program khusus dalam suatu wilayah tertentu,” sambungnya.
Bahri juga menjelaskan pihaknya juga memberdayakan pemuda setempat untuk melakukan pendataan. Untuk itu, para pendata bakal diberikan pembekalan.
“Pemanfaatan dari data ini sangat diperlukan karena bisa sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut. Contoh klaster pelatihan bidang tertentu seperti pelatihan kewirausahaan pemuda,” tandasnya. (tqm/adv/dispora)