KALTIMKORANSERUYA — Legislator Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Agiel Suwarno menyebutkan keberadaan Pelabuhan Kenyamukan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ditargetkan tidak akan dirampungkan.
Agiel mengatakan dengan beroperasinya Pelabuhan Kenyamukan tentu saja akan mempermudah distribusi bahan pokok yang didatangkan dari luar wilayah Kalimantan, seperti barang dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
Tidak hanya itu, harga barang juga bisa lebih murah. Artinya, kata dia, hal tersebut mampu memajukan iklim usaha, khsususnya di Kabupaten Kutim.
“Kalau kita berharap sebenarnya pelabuhan Kenyamukan itu segera eksis sih. Saya dapat info katanya ada pendangkalan di beberapa alur masuk. Jika itu sudah mulai dikeruk, pendangkalan tidak terjadi, akan lebih melancarkan transportasi,” terangnya (25/10).
“Sebenarnya itu pintu masuk dari produk luar. Kalau berjalan dengan baik ya tentunya akan lebih murah daripada diangkut lewat darat. Jadi menurut saya itu sangat penting keberadaannya, karena itu akan memotong ongkos transport biaya masuk barang ke Kutai Timur kan,” tambah dia.
Saat ditanyai tentang dampak pelabuhan tersebut kepada nelayan, Politisi PDI-P Dapil Bontang, Kutim dan Berau itu mengatakan tetap akan berdampak. Namun, menurutnya, setiap kabupaten di bagian pesisir membutuhkan pelabuhan.
“Sebenarnya kalau dampak, mungkin ya. Saya tidak tahu persis seberapa banyak nelayan yang beraktivitas di situ. Tapi kalau dampak ya pasti ada. Terutama nelayan-nelayan tangkap yang nol sampai 12 mil itu kan pasti ada dampaknya,” paparnya.
“Tapi kalau dari sisi yang lain saya pikir di mana-mana setiap daerah itu harus ada pelabuhan yang betul-betul eksis dan beroperasi. Karena dari pelabuhan itu ada beberapa sumber PAD yang bisa dipungut, gitu intinya,” imbuh Agiel.
Terkait kepastian operasi pelabuhan tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kaltim itu mengatakan saat ini memang diprioritaskan. “Menurut saya, saya dengar-dengar memang itu menjadi prioritas untuk segera difungsikan. Kita berharap mudah-mudahan secepat mungkin,” pungkasnya.
Diketahui, Pemkab Kutim telah menganggarkan Rp 120 miliar melalui program Multi Years Contract (MYC) untuk lanjutan pembangunan Pelabuhan tersebut. (Adv)